----

Powered by BannerFans.com

rahma

RAHMA ANTIKA 09
zwani.com myspace graphic comments
Twitter Backgrounds

Minggu, 01 Mei 2011

hubungan dalam negeri dan konstitusi

Bagi suatu negara yang akan berdiri dan berdaulat, terlebih dahulu harus mampu memenuhi persyaratan konstitutif dan deklaratif. Persyaratan konstitutif yang ada dan harus dipenuhi yaitu mencakup a) memiliki wilayah atau daerah dengan batas-batas tertentu, b) adanya rakyat yang bersatu, dan c) pemerintah yang berdaulat. Untuk suatu negara yang akan memproklamirkan kemerdekaannya, sudah barang harus telah mempersiapkan kelengkapan negara untuk kepentingan pengaturan kehidupan negara sesuai yang direncanakan.

persamaan kedudukan warga negara

Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya dan Suku.
Sebagaimana kita ketahui, semboyan bangsa Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan yang ada hendaknya tidak dianggap sebagai ancaman tetapi lebih merupakan anugerah. Untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan diantara semua komponen bangsa, maka perbedaan itu harus disikapi sedemikian rupa sehingga terjalin keserasian hidup.
A. Perbedaan Ras
Dalam pasal 26 ayat 1 UUD 1945 tentang warga Negara dan penduduk, disebutkan bahwa yang menjadi warga Negara dan penduduk ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan UU sebagai warga Negara.
Perbedaan ras yang ada hendaknya jangan dijadikan masalah yang mengancam disintegrasi bangsa. Sesungguhnya bangsa Indonesia selain masyarakat pribumi, terdiri dari banyak ras, misalnya :
1. Ras keturunan Tionghoa atau etnis Tionghoa
2. Ras keturunan Belanda atau etnis Belanda
3. Ras keturunan Arab atau etnis Arab
Semua adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan orang-orang bangsa Indonesia asli dalam mewujudkan kejayaan bangsa dan Negara Indonesia dimata dunia internasional. Kita harus saling menghormati dan saling menghargai.
B. Perbedaan Agama
Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Untuk itu maka pemerintah membentuk lembaga keagamaan.
Lembaga keagamaan adalah suatu organisasi yang mengatur, mengurus, serta membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan. Adapun fungsi dari lembaga keagamaan adalah :
1. Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan
2. Media menyampaikan gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa.
3. Wahana silahturahmi yang dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan
4. Tempat berdialog antara sesame anggota antarkelompok agama.
Untuk membina sikap saling menghormati dalam kehidupan Bergama maka dalam lingkungan masyarakat harus diciptakan :
1. Toleransi antarumat beragama;
2. Kemerdekaan beragama dilaksanakan dengan adil dan benar;
3. Menumbuhkan kerukunan dalam pergaulan
4. Menumbuhkan saling pengertian dalam pergaulan
5. Tidak bersikap reaktif dan menentang
Untuk meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia dan demi tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa maka setiap warga Negara hendaknya menjalankan agama masing-masing dan saling menghormati, misalnya dengan sikap sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan pemeluk agama lain yang akan melaksanakan kegiatan keagamaannya dan tidak menggangu atau berbuat gaduh/kacau terhadap agama lain.
2. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau social, seperti gotong royong, membantu korban bencana dan lain-lain.
3. Mengadakan musyawarah wakil-wakil agama yang berbeda secara mandiri maupun dengan pihak pemerintah demi kepentingan bersama.
Di Indonesia ada lima lembaga keagamaan yang keberadaannya diakui oleh pemerintah, yaitu
1. MUI (Majelis Ulama Indonesia)-Islam
2. PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia)-Kristen
3. KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia )-Khatolik
4. WALUBI (Perwakilan Umat Budha Indonesia)-Budha
5. PHDI (Parisada Hindu Darma Indonesia)-Hindu
Peran serta lembaga keagamaan bagi pembangunan kehidupan diri, bangsa, dan Negara, yaitu :
1. Bagi kehidupan pribadi untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bagi lembaga lembaga keagamaan untuk membina kerukunan umat beragama dan menyelesaikan masalah intern umat seagama.
3. Bagi kehidupan masyarakat untuk membina kerukunan antarumat beragama dan kerjasama dalam masalah yang bersifat kemanusiaan.
C. Perbedaan Gender
Gender adalah jenis kelamin manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Setiap warga Negara baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kedudukan yang sama. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk duduk di lembaga pemerintahan serta berbagai bidang kehidupan lainnya.
Diskriminasi gender pada zaman dahulu sering terjadi di masyarakat, dikaitkan dengan kekuatan fisik, sifat, dan kemampuan. Saat ini diskriminasi gender sudah dapat dihilangkan dan perempuan memiliki akses yang sama dalam politik, social, dan ekonomi dengan laki-laki.
D. Perbedaan Golongan Sosial
Golongan social adalah suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh cirri-ciri tertentu serta mempunyai ikatan identitas social. Golongan sosial juga dapat diartikan sekumpulan orang-orang yang berdasarkan atas beberapa hal yang merasa satu kesatuan hingga masing-masing anggota menumbuhkan dan mengidentifikasi diri sendiri, misalnya golongan wanita, golongan pria, golongan buruh, golongan pemuda, dan lain-lain.
Di Indonesia terdapat berbagai golongan sosial. Setiap warga Negara Indonesia hendaknya menyadari bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama sebagai warga Negara, tanpa memandang dari golongan sosial mana ia berasal.
E. Perbedaan Budaya
Menurut pendapat Selo Soemardjan dan Soelaiman, kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia.
Faktor utama yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan antara lain :
1. Lingkungan
2. Pertemuan antarbangsa
3. Kepercayaan yang kuat dan mengakar
Di Indonesia terdapat berbagai kebudayaan, baikyang berasal dari budaya daerah maupun budaya bangsa lain. Setiap orang hendaknya menyadari bahwa perbedaan budaya tersebut merupakan kekayaan bangsa dan tidak menjadikan sebagai faktor yang akan memecah-belah persatuan bangsa.
F. Perbedaan Suku
Suku adalah golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang lebih besar. Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadran dan identitas akan kesatuan kebudayaan.
Kebahagiaan hidup dapat dicapai apabila hidup terdapat keselarasan, keserasian, dan keseimbangan sesuai yang diajarkan dalam pancasila. Keserasian dalam hidup berarti kesesuaian diri dengan berbagai lingkungan. Upaya-upaya dalam membina keserasian :
1. Menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam pergaulan hidup.
2. Saling menghormati dan menghargai hak-hak orang lain
3. Tenggang rasa dan tepo seliro
4. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
Diskriminasi merupakan tindakan yang tidak adil terhadap individu akibat adanya karakteristik tertentu pada individu tertentu. Karakteristik tersebut bisa berupa agama gender, golongan, suku, budaya, pendidikan, status sosial ekonomi. Untuk itu ada beberapa upaya yang bisa dilakukan guna mewujudkan prinsip persamaan kedudukan warga Negara antara lain :
1. Secara pribadi menunjukan sikap empati terhadap mereka yang diperlakukan secara diskriminatif;
2. Secara sosial menumbuhkan sikap bersedia menerima adanya kesederajatan diantara keragaman budaya.
3. Keteladanan dari aparat Negara dalam mewujudkan tegaknya prinsip persamaan kedudukan warga Negara
4. Semua pihak berusaha menumbuhkan buday multi cultural dan gerakan anti diskriminasi di berbagai bidang kehidupan.

Hakikat dan ruang lingkup ilmu sejarah

1. Pengertian Sejarah
a. Pengertian secara etimologis (berdasar asal usul katanya)
i) Sejarah  dari bahasa arab ‘syajaratun’ artinya pohon, karena sejarah merupakan suatu silsilah seperti ranting pohon. Sedangkan di Arab, sejarah = ‘tarikh’.
ii) History  dari bahasa Yunani ‘istoria/istor/histor’ artinya ilmu/orang pintar, pengertian umum dari history sendiri adalah masa lampau dari umat manusia (yang pintar).
iii) Geschicht  dari bahasa Jerman, artinya sesuatu yang telah terjadi.

b. Menurut pandangan ahli
i) W.J.S Poerwadarminta :
- silsilah/asal usul
- kejadian/peristiwa yang benar2 terjadi pada masa lampau
- ilmu,pengetahuan,cerita pelajaran tentang kejadian/peristiwa yang benar2 terjadi pada masa lampau.
ii) Moh. Ali
- Jumlah perubahan2, kerjadian/peristiwa dalam kenyataan sekitar kita
- Cerita tentang perubahan, kejadian, peristiwa dalam kenataan di sekitar kita
- Ilmu yang bertugas menyeldiki perubahan2 kejadian & peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
iii) Herodotus (Yunani)
- peristiwa yang berkembang kearah depan dengan tujuan pasti, dan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan o/ keadaan manusia.
iv) Ibnu Chaldun
- catatan ttg masy. Umat manusia atau peradaban dunia & ttg perubahan2 yg tjd pd watak masy. Itu.
v) Moh. Hatta
- sejarah adl bukan sekedar cerita dr kej masa lalu, mlainkan pmahaman di masa lampau, yg di dlmnya mengandung bbg dinamika/problematika yg dpt dijadikan pelajaran bg manusia brikutnya.
vi) Robert V. Daniels
- kenangan dari masa silam dlm sejarah manusia.


2. Sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan seni.
a. Sejarah sebagai ilmu
Koentowijoyo :
- bersifat empiris, didasarkan pd pengalaman & pengamatan. Dari pengalaman tsb kemudian diserap & direkan dlm suatu dokumen yg akkan dipakai sbg sumber data
- memiliki objek, yaitu manusia, dilihat dr sdt pandang waktu
- memiliki teori (kausalitas,challenge & response)
- mempunyai generalisasi : kebenarannya diakui umum
- memiliki metode  langkah2 penulisan sej :
- heuristik
- verifikasi
- historiografi
- interpretasi
Jadi, sejarah sbg ilmu adalah pengetahuan yg mempelajari masa lampau, yg disusun scr kronologis & sistematis, yg bnr2 tjd.

b. Sejarah sbg peristiwa
 kejadian di masa lampau yg benar2 tjd.

Ciri :
- peristiwa tsb penting  dpt dijadikan momentum,punya arti dalam menentukan hidup orang banyak
- peristiwa yg abadi  pristiwa itu tdk brubah2 & diknang slamanya
- peristiwa yg unik  hanya 1x, tdk akan terulang persis sama

c. Sejarah sbg kisah
 cerita tentang masa lampau yg bnr2 tjd

Ciri :
1. bsifat subyektif (didasarkan pd pandangan pribadi)
Pandangan individu dipengaruhi oleh :
- nilai2  keyakinan yg bsumber dr agama,moral/etika lain
- kepentingan
- kelompok social
- perbendaharaan pengetahuan  fakta yg dimiliki o/ sejarawan itu
- kemampuan berbahasa : bhs adl alat komunikasi, shg dlm pnulisan sej, sgt dipengaruhi o/ gaya penyampaian did lm bhs yg dipergunakan.
2. dapat diulang
3. dpt ditulis oleh siapa saja dan kapan saja.

d. sejarah sbg suatu seni
 krn dlm rangka penulisannya, penulis sej memerlukan intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bhs.

Intuisi
 sering disebut dengan ilham, yaitu pemahan langsung & insting selama masa penulisan berlangsung. Dlm hal ini, cara kerja penulis sejarah, hamper sama dengan seorang seniman. Tetapi cara kerja penulisan sejarah, didasarkan pd data/fakta
Imajinasi
 kemampuan membayangkan suatu peristiwa sejarah sesuai dengan kejadian yg sesungguhnya
Emosi
 dlm pnulisan sej diperlukan penggunaan bahasa yg baik, bhs yg baik dlm pnulisan sej bukan berarti mempergunakan bahasa yg berlebihan, krn bhs yg lugas sringkali justru lbh mnarik u/ dibaca.


3. Konsep & Unsur sejarah
a. Konsep sejarah
 konsep adl wujud dr kemampuan akal dlmmembentuk gambaran baru yg bersifat abstrak bdsrkan data/fakta2 konkret, shg mns/individu lain dpt merekonstruksi suatu penggambaran.

3 konsep utama dlm ilmu sej :
1) perubahan : keadaan yg bbd dr keadaan semula
2) waktu : i) kronologi
ii) periodisasi]
waktu sgt penting krn sjrh objeknya manusia dilihat dr sudut pdg waktu.
3) kontinuitas
 peristiwa yg berkelanjutan
c/o : penggunaan hokum jaman colonial sampai skrg
diskontinuitas
 peristiwa yg tdk berlanjut
c/o : proklamasi

b. Unsur sejarah
Unsur = bag yg dipelajari dlm ilmu sej
3 unsur sejarah :
- manusia
- waktu
- ruang : tempat tjd

4. Periodisasi & Kronologi
Kronologi : penyusunan peristiwa sej urut bdsr waktu tjd
Fungsi : mengetahui perkembangan/urutan suatu peristiwa sejarah. Akibat jk pristiwa sej td menggunakan kronologi : penyusunan pristiwa sej akan mengalami krancuan & dikhawatirkan suatu peritstiwa dr jaman yg satu masuk ke bag jaman yg lain (Anakronisme)

Periodisasi : penyusunan peristiwa sejarah bdsr masa ttntu
Fungsi : mempermudah pemahaman & pembahasan sej khidupan mns
Jika tdk dibuat priodisasi, kita akan sulit memahami sejarah kehidupan manusia.

5. Kegunaan Belajar Sejarah
a. Belajar dari kesalahan masa lampau

6. Dasar2 penelitian sejarah
Dlm salah satu pengertian sejarah, dikatakan bahwa sejarah adl suatu ilmu, krn hal tsb, maka sejarah tentunya harus bersifat ilmiah, sasma spt ilmu2 yg lain. Adapun ciri2 dr suatu ilmu pengetahuan yg bersifat ilmiah mnurut Hillway Tyruss (Introduction to Research) :
1. Rasional  masuk akal (candi prambanan bkn o/ jin)
2. Empiris  bdsr knyataan. Pengalaman, pengamatan
3. Sementara  dpt dibantah jika ditemukan teori baru

a. Langkah2 penelitian sejarah :
1. Penentuan judul/topic
- hal2 yg perlu diperhatikan :
i) judul yang diangkat  layak (tdk mlanggar norma2)
ii) judul bkn duplikasi/pengulangan dr pnelitian sblmnya
iii) ketersediaan sumber
iv) menarik
v) u.membuat judul lbh focus/terarah : 5W + 1H

2. Heuristik (menemukan & menentukan sumber)  Heuresterin (Yunani)
- Macam2 sumber sejarah :
a) Tertulis : buku,internet,koran,prasasti,kitab2 kuno,rekaman
b) Lisan : org yg tlibat dlm suatu pristiwa sej,org yg ahli di bdgnya
c) Benda : candi, patung/arca,senjata
- tempat penemuan sumber
a) Tertulis : perpustakaan,took buku, museum
b) Lisan : anywhere
c) Benda : situs sejarah

3. Verifikasi/kritik sumber
Macamnya :
- kritik ekstern : seleksi thd sb sej dgn melihat sisi luar/bentuk
fisik suatu sb sej
*Tertulis  warna kertas,huruf yg digunakan,warna/bntk
sampul,tulisan
*Lisan  usia
*Benda  keaslian/orisinalitas : penentuan usia

Langkah penentuan umur :
1. Tipologi : penentuan umur benda bersejarah dengan mlihat btk benda & membandingkannya dgn benda sejenis
2. Stratigrafi : dgn mlihat lapisan tanah tempat benda ditentukan
3. C14 : mlihat kandungan carbon suatu benda bersejarah
4. Termoluminescence : dgn memanaskan suatu benda bersejarah pd suhu tertentu

- kritik entern : kritik yg bertujuan u/ mlihat isi dr suatu sbr sej
*Tertulis : isinya berlebihan/tdk,msk akal/tdk,berkepetingan/tdk
*Lisan : menghindari subyektivitas

4. Interpretasi
 penasiran/sintesis shg melahirkan suatu kerangka yg didasarkan pd kerangka yg bsifat utuh, harmonis, dan masuk akal.
Hal2 yg perlu diperhatikan :
- peneliti memiliki ketrampilan u/menafsirkan bhs yg dipergunakanpd suatu priode ttntu
- peneliti diharapkan mampu menghubungkan antara satu fakta dgn fakta yg lain
- peneliti memiliki kmampuan u/ mengetahui bbg gjl, baik yg brasal dr dlm/luar mns
- interpretasi diakhiri dgn pnyusunan kronologi & priodisasi

5. Historiografi

Hal yg perlu diperhatikan :
a.pnulis memiliki kecermatan dlm mengolah data
b.mampu menggunakan bhs yg sesuai dgn kaedah yg berlaku

macam2 tulisan sej :
- Naratif : mnulis sesuai apa yg diinformasikan o/sb sej
- Deskriptif : pnulisan sej yg hamper sama dgn pnuliosan naratif, ttp lbh dtail,kompleks,dan byk/luas
- Analitis : pnulisan sej yg bertujuan pd pemecahan suatu masalah dlm sej

B. Bentuk2 penelitian Sejarah :
I. Pnelitian Lapangan
 penelitian yg dilakukan di tempat ditemukannya benda2 penelitian sej, atau tempat terjadina pristiwa sej.
Kelebihan penelitian Lap :
-lbh tau/jelas
-mencocokan info yg kt miliki dgn tempat bsejarahnya
-bs sambil jalan2/refreshing

Kelemahan :
-biaya lbh mahal
-rsiko lbh bsr
-waktu lama
-sringkali tbentur dgn birokrasi yg rumit

II. Penelitian Kepustakaan (Dokumenter)
 penelitian yg memfokuskan perhatiannya u/ memperoleh data2 ttulis

sistem politik indonesia

Sistem Politik Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan.
Para Bapak Bangsa (the Founding Fathers) yang meletakkan dasar pembentukan negara
Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat
menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar
di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia Serikat
(RIS) selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk
pemerintahan republik.
Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah
terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep
Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
Undang-undang Dasar 1945
Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang mengatur
kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara; kewenangan, tugas, dan hubungan
antara lembaga-lembaga negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945 juga mengatur
hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang merupakan lembaga
tertinggi negara dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Lembaga Eksekutif terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
seorang wakil presiden dan kabinet. Di tingkat regional, pemerintahan provinsi dipimpin oleh
seorang gubernur, sedangkan di pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh seorang
bupati/walikota.
Lembaga Yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh Mahkamah Agung
(MA) sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain yang berada
di bawahnya. Fungsi MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan, pengaturan, memberi
nasehat, dan fungsi adminsitrasi.
Saat ini UUD 1945 dalam proses amandemen, yang telah memasuki tahap amandemen
keempat. Amandemen konstitusi ini mengakibatkan perubahan mendasar terhadap tugas dan
hubungan lembaga-lembaga negara.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Fungsi pokok MPR selaku lembaga tertinggi negara adalah menyusun konstitusi negara;
mengangkat dan memberhentikan presiden/wakil presiden; dan menyusun Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN).
Fungsi pokok MPR yang disebut di atas dapat berubah bergantung pada proses amandemen
UUD 1945 yang sedang berlangsung.
Jumlah anggota MPR adalah 700 orang, yang terdiri atas 500 anggota DPR dan 200 anggota
Utusan Golongan dan Utusan Daerah, dengan masa jabatan lima tahun.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Selaku lembaga legislatif, DPR berfungsi mengawasi jalannya pemerintahan dan bersama-sama
dengan pemerintah menyusun Undang-undang.
Jumlah anggota DPR adalah 500 orang, yang dipilih melalui Pemilihan Umum setiap lima tahun
sekali.
Presiden/Wakil Presiden
Presiden Republik Indonesia memegang pemerintahan menurut UUD 1945 dan dalam
melaksanakan kewajibannya, presiden dibantu oleh seorang wakil presiden. Dalam sistem
politik Indonesia, Presiden adalah Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan yang
kedudukannya sejajar dengan lembaga tinggi negara lainnya.
Presiden juga berkedudukan selaku mandataris MPR, yang berkewajiban menjalankan Garisgaris
Besar Haluan Negara yang ditetapkan MPR.
Presiden mengangkat menteri-menteri dan kepala lembaga non departemen (TNI/Polri/Jaksa
Agung) setingkat menteri untuk membantu pelaksanaan tugasnya.
Dalam UUD 1945 (versi sebelum amandemen) disebutkan bahwa Presiden dan Wakil Presiden
dipilih oleh MPR dengan suara yang terbanyak. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan
selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
Mahkmah Agung
Mahkamah Agung (MA) adalah pelaksana fungsi yudikatif, yang kedudukannya sejajar dengan
lembaga tinggi negara lainnya. MA bersifat independen dari intervensi pemerintah dalam
menjalankan tugasnya menegakkan hukum dan keadilan, meski penunjukan para hakim agung
dilakukan Presiden.
Lembaga Tinggi Negara Lainnya
Lembaga tinggi negara lainnya adalah Badan Pengawas Keuangan (BPK) dan Dewan
Pertimbangan Agung (DPA).
Fungsi utama BPK adalah melakukan pemeriksaan keuangan pemerintah. Temuan-temuan BPK
dilaporkan ke DPR, selaku badan yang menyetujui Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN).
DPA berfungsi untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan Presiden yang
berkaitan dengan penyelenggaraan negara, termasuk dalam masalah politik, ekonomi, social
budaya, dan militer. DPA juga dapat memberi nasehat atau saran atau rekomendasi terhadap
masalah yang berkaitan dengan kepentingan negara.
Anggota DPA diusulkan oleh DPR dan diangkat oleh Presiden untuk masa bakti lima tahun.
Jumlah anggota DPA adalah 45 orang.
Pemerintah Daerah
Di tingkat daerah, sebuah provinsi dikepalai oleh seorang gubernur sedangkan
kabupaten/kotamadya dikepalai oleh seorang bupati/walikota. Saat ini terdapat 30 provinsi dan
360 kabupaten/kotamadya.
Sejak diberlakukannya UU Nomor 22/1999 tentang pelaksanaan Otonomi Daerah pada tanggal
1 Januari 2001, kewenangan pengelolaan daerah dititikberatkan ke Kabupaten, sehingga
hubungan antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten lebih bersifat koordinasi.
Hubungan lembaga legislatif, eksekutif, dan legislatif di tingkat daerah sama halnya dengan
hubungan antarlembaga di tingkat nasional. Contohnya, tugas DPR Tingkat I adalah mengawasi
jalannya pemerintahan di tingkat provinsi dan bersama-sama dengan Gubernur menyusun
peraturan daerah. Lembaga yudikatif di tingkat daerah diwakili oleh Pengadilan Tinggi dan
Pengadilan Negeri.


Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.
Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem politik diukur dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari tekanan untuk berubah. Pandangan ini tidak membedakan antara sistem politik yang demokratis dan sistem politik yang otoriter.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_politik
A. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia
1. Pengertian sistem Politik di Indonesia
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
politik adalah emua lembaga-lembaga negara yang tersbut di dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat.
B. Perbedaan sistem politik di berbagai Negara
1. Pengertian sistem politik
a. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.
b. Pengertian Politik
Politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” yang artinya Negara kota. Pada awalnya politik berhubungan dengan berbagai macam kegiatan dalam Negara/kehidupan Negara.
Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, dasar dasar pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politik pada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik biasanya menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan.
Dapat disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
c. Pengertian Sistem Politik
Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.
SISTEM POLITIK menurut Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses yang langggeng
2. Macam-macam Sistem Politik
3. Sistem Politik Di Berbagai Negara
a. Sistem Politik Di Negara Komunis :
Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak milk pribadi, peniadaan hak-haak sipil dan politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya oposisi, serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan berpendapat
b. Sistem Politik Di Negara Liberal :
Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu atau kelompok; pembatasan kekuasaan; khususnya dari pemerintah dan agama; penegakan hukum; pertukaran gagasan yang bebas; sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum minoritas
c. Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia :
Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :
1. Ide kedaulatan rakyat
2. Negara berdasarkan atas hukum
3. Bentuk Republik
4. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
5. Pemerintahan yang bertanggung jawab
6. Sistem Perwakilan
7. Sistem peemrintahan presidensiil
  1. 4. Peran serta masyarakat dalam politik adalah terciptanya masyarakat politik yang “Kritis Partisipatif” dengan ciri-ciri
a. Meningkatnya respon masyarakat terhadapkebijakan pemerintah
b. Adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak suatu kebijakan politik
c. Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kehiatan organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok-kelompok penekan

hewan

Ciri-Ciri Hewan

Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsangan eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan bentuk kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Perbedaan itu berlaku secara umum, tentu saja ada kelainan-kelainannya. Tiap individu, baik pada hewan uniselular maupun pada hewan multiselular, merupakan satu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti tiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinat dari individu sebagai keseluruhan baik sebagai bagian suatu sel maupun seluruh sel. Inilah yang disebut konsep organismal, suatu konsep yang penting dalam biologi. [1]
Secara umum berikut ini adalah ciri-ciri hewan:
  1. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan organik yang terurai. [2]
  2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen. [2]
  3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga dapat bergerak secara aktif. [2]
  4. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya. [2]
  5. Alat pernapasan pada hewan bermacam-macam tergantung pada temapt hidupya, ada yang bernafas dengan paru-paru seperti kucing, insang seperti ikan, kulit seperti cacing [3], trakea seperti serangga. [4]
  6. Memerlukan makanan untuk tumbuh dan bertahan hidup. [3]
  7. Tidak mempunyai indra berpikir. [3]
  8. Dapat dikendali untuk manusia (hewan piaraan / sirkus). [3]
  9. Kehidupan dapat berakhir (mati) [3]

Perkembangan Hewan

Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang mengalami pembelahan sel dan sel tersebut akan bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola. Bentuk seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan ini dinamakan triplobastik. Golongan hewan ini adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes. [5]
Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan dalam dan lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata dan yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan tersebut mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik aselomata, pseudoselomata, sampai selomata.
Hewan yang digolongkan dalam kelompok Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae). Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola organisasi tubuh yang agak sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan Vertebrata. Dengan dasar inilah hewan-hewan ini dianggap primitif atau merupakan bentuk-bentuk paling awal dari kehidupan yang telah mengalami sedikit perubahan. [5]

Klasifikasi Hewan

Tulang Belakang

Simetri Tubuh

Lapisan Tubuh

  • Diploblastik (ektoderma dan endoderma) [7] [6]
  • Triploblastik (ektoderma, mesoderma, dan endoderma) [7] [6]

Filum

Makanan

Persamaan Reaksi

PERSAMAAN REAKSI MEMPUNYAI SIFAT


1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu den tekanannya sama)

Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari

HNO3 (aq) + H2S (g) ®   NO (g) + S (s) + H2O (l)

Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:

a HNO3 + b H2S ®
   c NO + d S + e H2O
Berdasarkan reaksi di atas maka
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e ®  3a = a + e ®  e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a ®  2b = 3a ®
  b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a

Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya :

2 HNO3 + 3 H2S ®
 

hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan

PENGARUH FENOMENA HIDROSFER TERHADAP KEHIDUPAN

Hidrosfer merupakan bagian dari geosfer yang terdiri dari lapisan air yang ada di bumi ini serti air laut, air sungai danau, air tanah yang didalamnya mengalami fenmena-fenomena hirosfer yang berpengaruh bagi kehidupan.

A. Unsur-unsur Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi merupakan perputaran air di permukaan bumi yang diawali dari penguapan air laut, air danau, dan air sungaiakibat pemanasan sinar matahari. Selain penguapan dari badan air, semua benda yang mengandungair juga akan mengalami penguapan, seprti tumbuhan, tubuh hewan, dan benda lainnya. Dalam hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut evaporasi, sedangkan penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan disebut transpirasi. Jadi jika evapotranspirasi adalah gabungan hasil penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan dan juga badan air secara tidak lagsung.
Selain itu penguapan air yang membasahi dedaunan disebut intersepsi. Proses intersepsi berlangsung selama berlangsungnya hujan dan setelah hujan berhenti. Air yang diuapkan bukan merupakan air yang ada di dalam tumbuhan tetapi hanya yang menempel di bagian luar ada di dedaunan, batang pohon, kelopak bunga. Uap air hasil evapotranspirasi dan intersepsi mengisi udara dan menjadi awan. Akibat proses angin berhembus, awan akan dibawake puncak-puncak pegunungan. Sebagian ada awan yang sebelum sampai daerah pegunungan sudah diturunkan sebagai hujan. Sebagian lainya diturunkan di pegunungan. Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi. Presipitasi nerupakan tetes air yang jatuh ke permukaan tanah. Jika tetes air tidak sampai ke permukaan tanah disebut virga. Gekala ini terjadi akibat tetes air yangjatuh menguap kembali menjadi awan hal ini sering terjadi didaerah panas, seperti gurun pasir.
Hujan yang turun langsung ke permukaan tanah, permukaan air danau, sungai, dan laut, di hutan atau perkebunan. Hujan yang langsung mengenai permukaan bumi disebut intersepsi saluran (channel interception). Hujan di hutan yang mengenai tajuk dan mengalir di pelepahnya, lalu turun melalui batang pohon disebut stemflow. Namun, karena di hutan tidak selamanya rapat oleh pepohonan, air hujan yang jatuh melalui celah-celah antartunbuhan. Air yang mengalir langsung ke permukaan disebut air lolos atau thoughfall. Air yang mengenai permukaan tanah dan meresap disebut infiltrasi. Akan tatapi sebelum masuk ke dalam tanah, air hujan biasanya menggenang sementara dalam cekungan-cekungan kecil, proses penampungan semcam ini disebut surface. Jika genang air telah penuh dan hujan tetap berlangsung. Terjadilah aliran menuju parit-parit dan singai kecil. Air yang mengalir diatas pernukaan tanah menuju sungai ndisebut overlandflow. Sebagian air hujan yang terinfiltrasi, tetapi tidak sampai bergabung dengan air tanah disebut aliran bawah permukaan (subsurface). Overlandflow dan subsurface dinamakan air limpasan atau run-off.
Air yang terus meresap sampai kedalaman tertentu dan mencapai permukaan air tanah (groundwater) disebut perkolasi. Air tanah juga terus bergerak mecari lereng yang lebih rendah. Apabila air tanah keluar atau muncul akan menjadi mata air. Mata air yang memancar disebut spring, sedangkan yang tidak memancar disebut memancar disebut seepage. Aliran sungai yang langsung menuju laut atau samudra, tetapi sebagian dibelokan ke persawahan ( irigasi) dan ada pula yang ditampung di danau-danau buatan. Air yang ada pada aliran sungai, permukaan sawah, dan danau dipanasi kembali oleh matahari sehingga kembali terjadi evaporasi. Air bawah pemukaan dan air tanah diresap akar akar tumbuhan dan menjadi bagian batang, rantin, dan daun pepohonan. Air yang terkandung dalam pepohonan dipanasi lagi oleh matahari lalu terjadi kembali transpirasi. Hasilnya menjadi awa dan kembali menjadi hujan dan begitu seterusnya. Perputaran air di permukaan bumi itulah yang disebut siklus hidrologi.

B. Air Permukaan

Air permukaan merupakan proses aliran dan juga genangan air yang terjadi pada permukaan bumi kemudian didalamnya terjadi perputaran air secara sitematis dan teratur, seperti pada aliran air sungai, air danau, air rawa, gletser. Agar dapat memahami pembahasan mengenai aliran permukan dibawah ini akan dijelaskan mengenai macam-macam air permukaan seperti yang telah disebutkan diatas.

1. Sungai

Terbentuk berawal dari torehan-torehan kecil pada pernukaan bumi. Torehan tersebut lama-kelamanan akan mejadi lembah . semakin ke hilir sungai akan semakin lebar karena harus menampung debit aliran yang semakin banya. Pelebaran lembah sungai akibat hasil pengikisan dan pelapukan batuan. Semakin lebar sungai, sunagai juga akan semakin dalam. Pendalaman sungai juga terjaedi akibat pergerakan batuan yang berada di dasar sungai baik menggelinding, bergeser, maupun meloncat.
Berdasarkan bentuk saluran sungai ada yang lurus (straight channels), pola anyaman (braided channels), dan meandering (meandering channels).
Pola aliran anyaman (braided channels) menggambarkan bentuk saluran menganyam, aliran yang melewati dua ataulebih saluran yang berdekatan dan tetap tertaut dan tetap terkait antara satu dengan yang lainnya.
Adapun saluran meandering (meandering channels) istilah ini dikenal pertama kali dari sungai meander di sungai meanderes di Barat Daya Turki yang berkelok terjadi di daerah yang memiliki kemiringan landai.
Sumber air yang mengalir pada sungaidibedakan atas berbarbagai jenis yaitu sebagai berikut.
a. Bersumber dari mata air. Sungai ini bisanya terdapat di daerahb yangb memiliki curah hujan sepanjang tahun dan daerah alirannya masih tertutup vegetasi yang cukup lebat.
b. Bersunber dari air hujan semata. Jika tidak ada hujan sungai kering kerontang. Biasanya terdapat didaerah yang bervegetasi jarang, lereng, gunung atau perbukitan.
c. Bersumber dari pencairan es atau salju. Sungai ini terdapat di daerah lintang tinggi atau di puncak gunung yang tinggi.
d. Bersumber dari berbagai macam sumber baik hujan, mata air, dan pencairan salju atau es. Artinya air dari berbagai sumber tadi bercampur menjadi satu dan mengalir sampai lautan.

2. Danau

Danau merupakan cekunngan di daratan yang terisi air. Danau umunya terisi oleh air tawar, tetapinada juga airnya seprti Danau Kapsia dan Danau Great Salt. Danau asin akibat tidak adanya pelepasan ke laut lepas sehingga air yang mengisi cekungan berkurang melaui proses penguapan. Danau-danau yang surut akibat musim kering yang cukup panjang disebut juga danau temporer.
Berdasarkan terbentuknya, dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut
a. Danau Tektonik, yaitu danau yang terbentuk tenaga endogen yang bersumber dari gerakan tektonik. Missalnya Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi serta Danau Meninjau, Danau Laut Tawar, Danau Singkarak di Sumatra
b. Danau Vulkanik, yaitu danau bekas kawah kawah gunung api. Misalnya Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, Gunung Galunggung dan lain sebagainya.
c. Danau Vulkano-tektonik, yaitu danau yang terbentuk karena prosesvulkanik dan tektonik. Ha; ini diakibatkan kerena patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Misalnya Danau Toba di Sumatra.
d. Danau Pelarutan (solusional), yaitu danau yang terbentuk pada bentuk lahan negative atau berada dibawah rata-rata permukaan bumi akibat pelarutan.
e. Danau Tapal Kuda (oxbow lake), terbentuk akibat proses pemotongan meander secara alami dan ditinggalkan alirannya sehingga disebut kali mati.
f. Bendungan, yaitu dana buatan manusia yang dibentuk dengan membendung aliran sungai.

3. Rawa

Rawa dalah genangan air di daratanpada cekungan yang relatif dangkal. Terjadinya rawa akibat permukaan yang lebih rendah dari dari permukaan sungai. Berdasarkan proses terbentuknya, rawa dibedakan dalam beberapa jenis:
a. Rawa Pantai
Rawa ini slalu dipengaruhi oleh pasang-surut air laut
b. Rawa Pinggiran
Rawa pinggiran sepanjang aliran sungai terjadi akibat sering meluapnya air sungai tersebut
c. Rawa Abadi
Rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke lau. Air rawa ini asam dan berwarna kemerah-merahan.

4. Gletser

Gletser menurut Katili (dalam Tanudidjaja) adalah masa es berbutir yang terbentuk dari penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil menguap ataupun meleleh.salju berasal dari uap air yang membeku di daerah dingin pada lintang tinggi (60o-90o LU/LS) dan daerah lintang sedang (30o-60oLU/LS) pada musim dingin (winter). Timbunan es di daerah lereng pegunungan tersebut akan menuruni lereng-lereng yang di sebut gletser.

5. Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah melalului infiltrasi. Berdasarkan tempatnya air tanah dibagi menjadi dua golongan, yaitu air tanah dangkal dan dalam.

C. Air Tanah

Air yang menyarap pada tanah dengan kedalaman tertentu. Air tanah yang tetelah menyerap kedalam tanah merupakan suatu cadangan air berih bagi manusia kerena telah melaui proses penyaringan oleh batuan. Dari sifat lapisan batuan yang berbeda mengakibatkan ruang yang kedap udara dan ada juga yang lolos air. Lapisan kedap airdisebut impermeable. Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air dibedakan atas empat lapisan, yaitu sebagai berikut.
1. Aquifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah besar. Lapisan batuan bersifat permabel, seperti pasir, kerikil dan batu pasir yang retak.
2. Aquiclude, yaitu lapisan yang dapat menyimpan tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah banyak seperti lempung, tuf halus, dan silt.
3. Aquifuge, yaitu tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air seperti batuan granitdanbatuan kompak
4. Aquifard, yaitu lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah terbatas.





foto



Gunung Batu, Lembang
Mendukung pembahasan : Litosfer
Gunung Batu terletak sekitar satu kilometer di selatan Kota Lembang. Bila kita cermati, gunung yang lebih tepat dikatakan bukit ini berada pada satu punggungan memanjang berarah timur barat, yang bermula di lereng Gunung Palasari dan berujung di sekitar Cisarua, Cimahi. Orang-orang di Bandung Utara menyebut punggungan memanjang itu dengan nama Gunung Malang, sedangkan para ahli ilmu kebumian menamakannya Patahan Lembang. Patahan inilah yang senantiasa membuat warga Bandung waspada karena potensi gempa bumi yang dimilikinya.Gunung Batu (1.336 m dpl.) adalah tempat paling populer di sepanjang Patahan Lembang. Di puncaknya, terpasang sebuah seismograf yang berfungsi mencatat getaran-getaran gempabumi. Jika kita menjadi peserta Wisata Bandung Purba, para pemandu akan membawa kita ke sana, lalu menjelaskan bahwa "letusan dahsyat Gunung Sunda menyebabkan kekosongan pada kantung-kantung magma di sekitar Lembang, beban berat tak bisa lagi ditahan, maka terjadilah ambrukan/pematahan lapisan batuan sepanjang 22 kilometer, dan tebing batu yang tegak memanjang itu adalah cirinya yang kasat mata."
Jalur patahan lembang merupakan sutu fenomena fenomena alam yang dapat menyebabkan gempa. Jadi lokasi ini merupakan lokasi rawan gempa. Apabila patahan ini aktif bahaya gempanya dapat membahayakan daerah lembang dan sekitarya. Namun saat ini sudah banyak pemukiman-pemukiman penduduk yang ada di sekitar patahan ini. Maka dari itu para penduduk yang tinggal di sekitar jalur patahan agar mewaspadai bahaya patahanini apabila aktif. Tempat cocok pula untuk menjelaskan sejarah geologi Cekungan Bandung, karena kita bisa melepas pandang dengan bebas ke segala arah: ke pegunungan Bandung Utara, pegunungan Bandung Selatan, bagian timur Patahan Lembang dan hamparan gedung-gedung Kota Bandung. Onggokan batuan yang kabarnya terbentuk dari leleran lava berumur ± 508.000 tahun itu pun lumayan akrab dengan muda-mudi Bandung, khususnya Bandung Utara. Tempat ini biasanya ramai pada malam minggu atau hari-hari libur sekolah. Dinding tegaknya yang juga sering disebut Tebing Cikidang, cukup menarik sebagai tempat berlatih para pemanjat tebing terjal.


Sungai Cikapndung, Bandung
Mendukung pembahasan : Sumber Daya Alam
Hasil pengukuran kualitas air di Sub-DAS (daerah aliran sungai) Cikapundung di daerah hulu menunjukkan penurunan kandungan oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) dalam air. Pada saat yang sama, tingkat kekeruhan meningkat. Ini akibat tingginya kandungan limbah yang berasal dari kotoran sapi perah dan pertanian yang tidak ramah lingkungan. Di daerah Lembang yang merupakan DAS Cikapundung, lanjut Vina, terdapat sedikitnya 3.000 peternak sapi perah. Sebagian besar membuang kotoran sapinya ke Sungai Cikapundung. Seorang peternak memiliki 3-6 sapi. Dalam sehari, seekor sapi menghasilkan 1-1,5 kilogram kotoran. Kotoran sapi ini kan banyak mengandung bakteri,. Di Suntenjaya, kandungan zat besi mencapai 1,5 part per million (ppm), padahal ambang batasnya hanya 0,3 ppm. Debit air juga menurun dari 299 liter per detik menjadi 282,7 liter per detik. Ini karena pohon di daerah hulu kian berkurang. Keberadaan mata air di Cikareo terancam karena terjadi perubahan fungsi lahan di DAS. Bahkan, kandungan besi di Sungai Cikapundung-di daerah Banceuy- meningkat dari 0,7 ppm menjadi 2 ppm. Oksigen terlarut malah menurun dari 5,1 miligran per liter menjadi 2,4 miligram per liter. "Hal ini menandakan adanya potensi penambahan polusi dan belum ada perubahan di lingkungan sub-DAS Cikapundung,". Pertumbuhan penduduk Tingginya pertumbuhan penduduk di daerah Banceuy, mengurangi ruang terbuka hijau (RTH) serta meningkatkan volume sampah dan limbah yang dibuang langsung ke sungai. Menurut Dinas Kesehatan Kota Bandung sekitar 85 persen rumah di Kota Bandung belum mempunyai septic tank. Mereka mengalirkan limbahnya langsung ke Sungai Cikapundung. Artinya, zat-zat pencemar dalam air semakin banyak sehingga air menjadi penyebar penyakit (water borne desease). Koordinator K3A Dine Andriani menjelaskan, menurunnya kualitas air Sungai Cikapundung bukan saja karena banyaknya limbah, baik domestik maupun industri, yang dibuang ke sungai. Akan tetapi, juga akibat pengrusakan lingkungan. Penebangan pohon dan alih fungsi lahan mengakibatkan semakin berkurangnya daerah resapan air. Saat ini tercatat permukiman penduduk mencapai 4,62 juta hektar. Lahan pertanian mencapai lebih dari 2 juta hektar, sedangkan kawasan hutan hanya 1,39 hektar. Minimnya kawasan hutan, berdampak pada tingginya sedimentasi di daerah hilir. Maraknya pembangunan vila atau monopoli sumber air oleh pihak swasta berkontribusi positif terhadap penurunan cadangan air tanah. Menurunnya debit air sungai ataupun mata air saat ini tidak terlepas dari pengaruh minimnya areal tangkapan air. Ini akibat alih fungsi lahan seperti terjadi di titik sampling mata air Cikareo, Desa Cibogo, Lembang. "Kalau dibiarkan, Kota Bandung akan mengalami krisis air," (MHF)



Pemukiman di bawah Jalan Layang Pasurpati
Mendukung pembahasan : Antroposfer
Kota Bandung semakin padat penduduk. Kenaikan jumlah penduduk di Kota Kembang ini diperkirakan mencapai 100.000 per tahun. Pertumbuhan penduduk ini tidak hanya disebabkan tingkat kelahiran warga Kota Bandung yang tinggi, tapi derasnya arus urbanisasi seperti pasca-Lebaran. Para pendatang ini tidak hanya berasal dari kota-kota sekitar Bandung, tapi dari kota/kabupaten lainnya di Jawa Barat Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung Endang Warsoma mengatakan, saat ini jumlah penduduk Kota Bandung mencapai 2,3 juta jiwa. Sedangkan pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya mencapai 1,59%. Para penduduk pendatang di Kota Bandung ini merupakan para penduduk yang ingin mencari kerja dan melanjutkan pendidikannya. Hal yang mendorong penduduk untuk mencari pekerjaan karena tidak adanya lahan garapan untuk bertani didesa atau semakin sempitnya lahan garapan di desa. Hal ini menyebabkan timbulnya pemukiman-pemukiman kumuh (padat). Di pemukiman ini tidak dapat dijamin bahwa penduduknya akan mendapat kehidupan yang sehat, dengan seiring pertambahan penduduk di Kota Bandung diikuti dengan pencemaran air bersih dan polusi adara. Kawasan ini juga dapat menyebabkan kawasan sumber penyakit bagi lingkungan di sekitarnya. Untuk meminimalkan laju pertambahan penduduk, pihaknya bersama dinas lain selalu melakukan operasi kependudukan. Pemerintah melalui tim yustisi biasanya selalu melakukan penertiban kependudukan setiap tahunnya, termasuk pasca-Lebaran yang diduga menjadi salah satu momentum pertambahan pendatang baru di Kota Bandung.


Jalan Pasir Kaliki. Bandung
Mendukung pembahasan : Antroposfer dan Atmosfer
Kondisi kemacetan di Jalan Pasir Kaliki, Bandung. Kamacetan di kota bandung di akibatkan oleh baberapa faktor salah satunya adalah semakin bertambahnya penduduk. Hal ini diakibatkan laju urbanisasi penduduk (perpindahan penduduk desa ke kota) yang bermotif mencari pekerjaan di kota. Pertambahan penduduk di Kota Bandung mengakibatkan makin banyaknya kendaran yang di gunakan oleh penduduk untuk menjalankan aktifitasnya baik kendaraan umum atau pribadi. Kamecatan ini dapat menghambat aktivitas penduduk.
Selain itu kamecetan disebabkan oleh pola tata ruang di Kota Bandung yang belum baik. Kota yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi perlu penataan ruang Kota yang baik dan terencana. Jalan-jalan untuk transportasi harus memadai agar meminimalisir terjadinya kemacetan.
Dengan seiring bertambahnya jumlah penduduk di Kota Bandung diikuti pula oleh bertambahnya pencamaran udara gas karbon yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan bermotor. Gas karbon yang disebabkan oleh kendaraan-kendaraan bermotor ini dapat mengakibatkan perubahan suhu di bumi. Gas-gas karbon ini dapat mempercepat penipisan lapisan ozon.

Lembang, Bandung
Mendukung pembahasan : Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal dasar, sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara yang tidak merusak. Oleh karena itu, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan dimasa datang. Seperti halnya pemanfaatan lahan di daerah lembang, pemanfaatan di salah satu lahan di daerah lembang. Penfaatan di lahan yang mempunyai topografi agak miring (lereng), pada lahan ini dibuat cara penaman secara horizontal hal ini diharapkan agar air yang mengalir dari atas tidak langsung meluncur ke bawah sehingga dapat diserap mudah oleh tanaman. Tidak hanya pengolahan lahan secara baik perlu juga pengunaan tenaga ahli dan teknologi tinggi untuk meningkatkan hasil tanaman yang berkualitas dan bermutu.

KONSEP MOL

1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu.

Jika bilangan Avogadro = L maka :


L = 6.023 x 1023
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut.

Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat

Contoh:

Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?

Jawab:

Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol
Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L = 0.5 x 6.023 x 1023 = 3.01 x 1023 molekul.

KONSEP MOL

1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu.

Jika bilangan Avogadro = L maka :


L = 6.023 x 1023
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut.

Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat

Contoh:

Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?

Jawab:

Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol
Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L = 0.5 x 6.023 x 1023 = 3.01 x 1023 molekul.

Pengertian Recount Text

Teks recount adalah jenis teks yang menguraikan atau menceritakan kejadian atau peristiwa yang telah lewat, misalnya kecelakaan, laporan kegiatan, kunjungan ke suatu tempat, atau pengalaman lainnya. Teks Berikut adalah salah satu contohnya

Daya (Power)

DAYA adalah usaha atau energi yang dilakukan per satuan waktu.
P = W/t = F v (GLB)
P = Ek/t (GLBB)

Satuan daya : 1 watt = 1 Joule/det = 107 erg/det
Dimensi daya : [P] = MLT2T-3

Contoh:
Seorang bermassa 60 kg menaiki tangga yang tingginya 15 m dalam waktu 2 menit. Jika g = 10 m/det2, berapa daya yang dikeluarkan orang tersebut?
Jawab:
P = W/t = mgh/t = 60.10.15/2.60 = 75 watt.

Pengendalian sosial atau Kontrol sosial

PENGENDALIAN ATAU KONTROL SOSIAL
A. PENGENDALIAN SOSIAL
Dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang semua anggota masyarakat bersedia menaati aturan yang berlaku, hampir bisa dipastikan kehidupan bermasyarakat akan bisa berlangsung dengan lancar dan tertib. Tetapi, berharap semua anggota masyarakat bisa berperilaku selalu taat, tentu merupakan hal yang mahal. Di dalam kenyataan, tentu tidak semua orang akan selalu bersedia dan bisa memenuhi ketentuan atau aturan yang berlaku dan bahkan tidak jarang ada orang-orang tertentu yang sengaja melanggar aturan yang berlaku untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Secara rinci, beberapa faktor yang menyebabkan warga masyarakat berperilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku adalah sebagai berikut ( Soekanto, 181:45)
1. Karena kaidah-kaidah yang ada tidak memuaskan bagi pihak tertentu atau karena tidah memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Karena kaidah yang ada kurang jelas perumusannya sehingga menimbulkan aneka penafsiran dan penerapan.
3. Karena di dalam masyarakat terjadi konflik antara peranan-peranan yang dipegang warga masyarakat, dan
4. Karena memang tidak mungkin untuk mengatur semua kepentingan warga masyarakat secara merata.
Pada situasi di mana orang memperhitungkan bahwa dengan melanggar atau menyimpangi sesuatu norma dia malahan akan bisa memperoleh sesuatu reward atau sesuatu keuntungan lain yang lebih besar, maka di dalam hal demikianlah enforcement demi tegaknya norma lalu terpaksa harus dijalankan dengan sarana suatu kekuatan dari luar. Norma tidak lagi self-enforcing (norma-norma sosial tidak lagi dapat terlaksana atas kekuatannya sendiri ), dan akan gantinya harus dipertahankan oleh petugas-petugas kontrol sosial dengan cara mengancam atau membebankan sanksi-sanksi kepada mereka-mereka yang terbukti melanggar atau menyimpangi norma.
Apabila ternyata norma-norma tidak lagi self-enforcement dan proses sosialisasi tidak cukup memberikan efek-efek yang positif, maka masyarakat – atas dasar kekuatan otoritasnya – mulai bergerak melaksanakan kontrol sosial (social control).
Menurut Soerjono Soekanto, pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku.
Obyek (sasaran) pengawasan sosial, adalah perilaku masyarakat itu sendiri. Tujuan pengawasan adalah supaya kehidupan masyarakat berlangsung menurut pola-pola dan kidah-kaidah yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, pengendalian sosial meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan) untuk mengarahkan seseorang. Juga pengendalian sosiap pada dasarnya merupakan sistem dan proses yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial.
1. Sistem mendidik dimaksudkan agar dalam diri seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma-norma.
2. Sistem mengajak bertujuan mengarahkan agar perbuatan seseorang didasarkan pada norma-norma, dan tidak menurut kemauan individu-individu.
3. Sistem memaksa bertujuan untuk mempengaruhi secara tegas agar seseorang bertindak sesuai dengan norma-norma. Bila ia tidak mau menaati kaiah atau norma, maka ia akan dikenakan sanksi.
Dalam pengendalian sosial kita bisa melihat pengendalian sosial berproses pada tiga pola yakni :
1. Pengendalian kelompok terhadap kelompok
2. Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya
3. Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya.
B. JENIS-JENIS PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial dimaksudkan agar anggota masyarkat mematuhi norma-norma sosial sehingga tercipta keselarasan dalam kehidupan sosial. Untuk maksud tersebut, dikenal beberapa jenis pengendalian. Penggolongan ini dibuat menurut sudut pandang dari mana seseorang melihat pengawasan tersebut.
a. Pengendalian preventif merupakan kontrol sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran atau dalam versi ”mengancam sanksi” atau usaha pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan terhadap norma dan nilai. Jadi, usaha pengendalian sosial yang bersifat preventif dilakukan sebelum terjadi penyimpangan.
b. Pengendalian represif ; kontrol sosial yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran dengan maksud hendak memulihkan keadaan agar bisa berjalan seperti semula dengan dijalankan di dalam versi “menjatuhkan atau membebankan, sanksi”. Pengendalian ini berfungsi untuk mengembalikan keserasian yang terganggu akibat adanya pelanggaran norma atau perilaku meyimpang. Untuk mengembalikan keadaan seperti semula, perlu diadakan pemulihan. Jadi, pengendalian disini bertujuan untuk menyadarkan pihak yang berperilaku menyimpang tentang akibat dari penyimpangan tersebut, sekaligus agar dia mematuhi norma-norma sosial.
c. Pengendalian sosial gabungan merupakan usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial (represif). Usaha pengendalian dengan memadukan ciri preventif dan represif ini dimaksudkan agar suatu perilaku tidak sampai menyimpang dari norma-norma dan kalaupun terjadi penyimpangan itu tidak sampai merugikan yang bersangkutan maupun orang lain.
d. Pengendalian resmi (formal) ialah pengawasan yang didasarkan atas penugasan oleh badan-badan resmi, misalnya negara maupun agama.
e. Pengawasan tidak resmi (informal) dilaksanakan demi terpeliharanya peraturan-peraturan yang tidak resmi milik masyarakat. Dikatakan tidak resmi karena peraturan itu sendiri tidak dirumuskan dengan jelas, tidak ditemukan dalam hukum tertulis, tetapi hanya diingatkan oleh warga masyarakat.
f. Pengendalian institusional ialah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga (institusi) tertentu. Pola-pola kelakuan dan kiadah-kaidah lembaga itu tidak saja mengontrol para anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat yang berada di luar lembaga tersebut.
g. Pengendalian berpribadi ialah pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu. Artinya, tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal. Bahkan silsilah dan riwayat hidupnya, dan teristimewa ajarannya juga dikenal.
C. CARA DAN FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial dapat dilaksanakan melalui :
1. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan agar anggota masyarkat bertingkah laku seperti yang diharapkan tanpa paksaan. Usaha penanaman pengertian tentang nilai dan norma kepada anggota masyarakat diberikan melakui jalur formal dan informal secara rutin.
2. Tekanan Sosial
Tekanan sosial perlu dilakukan agar masyarakat sadar dan mau menyesuaikan diri dengan aturan kelompok. Masyarakat dapat memberi sanksi kepada orang yang melanggar aturan kelompok tersebut.
Pengendalian sosial pada kelompok primer (kelompok masyarkat kecil yang sifatnya akrab dan informal seperti keluarga, kelompok bermain, klik ) biasanya bersifat informal, spontan, dan tidak direncanakan, biasanya berupa ejekan, menertawakan, pergunjingan (gosip) dan pengasingan.
Pengendalian sosial yang diberikan kepada kelompok sekunder (kelompok masyarkat yang lebih besar yang tidak bersifat pribadi (impersonal) dan mempunyai tujuan yang khusus seperti serikat buruh, perkumpulan seniman, dan perkumpulan wartawan ) lebih bersifat formal. Alat pengendalian sosial berupa peraturan resmi dan tata cara yang standar, kenaikan pangkat, pemberian gelar, imbalan dan hadiah dan sanksi serta hukuman formal.
3. Kekuatan dan kekuasaan dalam bentuk peraturan hukum dan hukuman formal
Kekuatan da kekuasaan akan dilakukan jika cara sosialisasi dan tekanan sosial gagal. Keadaan itu terpaksa dipergunakan pada setiap masyarakat untuk mengarahkan tingkah laku dalam menyesuaikan diri dengan nilai dan norma sosial.
Disamping cara di atas juga agar proses pengendalian berlangsung secara efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan, perlu dberlakukan cara-cara tertentu sesuai dengan kondisi budaya yang berlaku.
a. Pengendalian tanpa kekerasan (persuasi); bisasanya dilakukan terhadap yang hidup dalam keadaan relatif tenteram. Sebagian besar nilai dan norma telah melembaga dan mendarah daging dalam diri warga masyarakat.
b. Pengendalian dengan kekerasan (koersi) ; biasanya dilakukan bagi masyarakat yang kurang tenteram, misalnya GPK (Gerakan Pengacau Keamanan).
Jenis pengendalian dengan kekerasan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni kompulsi dan pervasi.
1) Kompulsi (compulsion) ialah pemaksaan terhadap seseorang agar taat dan patuh tehadap norma-norma sosial yang berlaku.
2) Pervasi ( pervasion ) ialah penanaman norma-norma yang ada secara berulang -ulang dengan harapan bahwa hal tersebut dapat masuk ke dalam kesadaran seseorang. Dengan demikian, orang tadi akan mengubah sikapnya. Misalnya, bimbingan yang dilakukan terus menerus.
2. Fungsi Pengendalian Sosial
Koentjaraningrat menyebut sekurang-kurangnya lima macam fungsi pengendalian sosial, yaitu :
a. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma.
b. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma.
c. Mengembangkan rasa malu
d. Mengembangkan rasa takut
e. Menciptakan sistem hukum
Kontrol sosial – di dalam arti mengendalikan tingkah pekerti-tingkah pekerti warga masyarakat agar selalu tetap konform dengan keharusan-keharusan norma-hampir selalu dijalankan dengan bersarankan kekuatan sanksi (sarana yang lain:pemberian incentive positif). Adapun yang dimaksud dengan sanksi dalam sosiologi ialah sesuatu bentuk penderitaan yang secara sengaja dibebankan oleh masyarakat kepada seorang warga masy arakat yang terbukti melanggar atau menyimpangi keharusan norma sosial, dengan tujuan agar warga masyarakat ini kelak tidak lagi melakukan pelanggaran dan penyimpangan terhadap norma tersebut.
Ada tiga jenis sanksi yang digunakan di dalam usaha-usaha pelaksanaan kontrol sosial ini, yaitu :
1. Sanksi yang bersifat fisik,
2. Sanksi yang bersifat psikologik, dan
3. Sanksi yang bersifat ekonomik.
Pada praktiknya, ketiga jenis sanksi tersebut di atas itu sering kali terpaksa diterapkan secara bersamaan tanpa bisa dipisah-pisahkan, misalnya kalau seorang hakim menjatuhkan pidana penjara kepada seorang terdakwa; ini berarti bahwa sekaligus terdakwa tersebut dikenai sanksi fisik (karena dirampas kebebasan fisiknya), sanksi psikologik (karena terasakan olehnya adanya perasaan aib dan malu menjadi orang hukuman), dan sanksi ekonomik ( karena dilenyapkan kesempatan meneruskan pekerjaannya guna menghasilkan uang dan kekayaan ).
Sementara itu, untuk mengusahakan terjadinya konformitas, kontrol sosial sesungguhnya juga dilaksanakan dengan menggunakan incentive-incentive positif yaitu dorongan positif yang akan membantu individu-individu untuk segera meninggalkan pekerti-pekertinya yang salah, Sebagaimana halnya dengan sanksi-sanksi, pun incentive itu bisa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Incentive yang bersifat fisik;
2. Incentive yang bersifat psikologik; dan
3. Incentive yang bersif ekonomik.
Incentive fisik tidaklah begitu banyak ragamnya, serta pula tidak begitu mudah diadakan. Pun, andaikata bisa diberikan, rasa nikmat jasmaniah yang diperoleh daripadanya tidaklah akan sampai seekstrem rasa derita yang dirasakan di dalam sanksi fisik. Jabatan tangan, usapan tangan di kepala, pelukan, ciuman tidaklah akan sebanding dengan ekstremitas penderitaan sanksi fisik seperti hukuman cambuk, hukuman kerja paksa, hukuman gantung dan lain sebagainya. Bernilai sekadar sebagai simbol, kebanyakan incentive fisik lebih tepat dirasakan sebagai incentive psikologik. Sementara itu, disamping incentive fisik dan psikologik tidak kalah pentingnya adalah incentive ekonomik. Incentive ekonomik kebanyakan berwujud hadiah-hadiah barang atau ke arah penghasilan uang yang lebih banyak.
Apakah kontrol sosial itu selalu cukup efektif untuk mendorong atau memaksa warga masyarakat agar selalu conform dengan norma-norma sosial (yang dengan demikian menyebabkan masyarakat selalu berada di dalam keadaan tertib ) ? Ternyata tidak. Usaha-usaha kontrol sosial ternyata tidak berhasil menjamin terselenggaranya ketertiban masyarakat secara mutlak, tanpa ada pelanggaran atau penyimpangan norma-norma sosial satu kalipun.
Ada lima faktor yang ikut menentukan sampai seberapa jauhkah sesungguhnya sesuatu usaha kontrol sosial oleh kelompok masyarakat itu bisa dilaksanakan secara efektif, yaitu :
1. Menarik-tidaknya kelompok masyarakat itu bagi warga-warga yang bersangkutan ;
2. Otonom-tidaknya kelompok masyarakat itu;
3. Beragam-tidaknya norma-norma yang berlaku di dalam kelompok itu,
4. Besar-kecilnya dan bersifat anomie-tidaknya kelompok masyarakat yang bersangkutan; dan
5. Toleran-tidaknya sikap petugas kontrol sosial terhadap pelanggaran yang terjadi.
1. Menarik-Tidaknya Kelompok Masyarakat Itu Bagi Warga yang Bersangkutan.
Pada umumnya, kian menarik sesuatu kelompok bagi warganya, kian besarlah efektivitas kontrol sosial atas warga tersebut, sehingga tingkah pekerti-tingkah pekerti warga itu mudah dikontrol conform dengan keharusan-keharusan norma yang berlaku. Pada kelompok yang disukai oleh warganya, kuatlah kecendrungan pada pihak warga-warga itu untuk berusaha sebaik-baiknya agar tidak melanggar norma kelompok. Norma-norma pun menjadi self-enforcing. Apabila terjadi pelanggaran, dengan mudah si pelanggar itu dikontrol dan dikembalikan taat mengikuti keharusan norma. Sebaliknya, apabila kelompok itu tidak menarik bagi warganya, maka berkuranglah motif pada pihak warga kelompok untuk selalu berusaha menaati norma-norma sehingga karenanya-bagaimanapun juga keras dan tegasnya kontrol sosial dilaksanakan-tetaplah juga banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
2. Otonom-Tidaknya Kelompok Masyarakat Itu.
Makin otonom suatu kelompok, makin efektiflah kontrol sosialnya, dan akan semakin sedikitlah jumlah penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di atas norma-norma kelompok. Dalil tersebut diperoleh dari hasil studi Marsh.
Penyelidikan Marsh ini dapat dipakai sebagai landasan teoritis untuk menjelaskan mengapa kontrol sosial efektif sekali berlaku di dalam masyarakat-masyarakat yang kecil-kecil dan terpencil; dan sebaliknya mengapa di dalam masyarakt kota besar-yang terdiri dari banyak kelompok-kelompok sosial besar maupun kecil itu – kontrol sosial bagaimanapun juga kerasnya dilaksanakan tetap saja kurang efektif menghadapi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
3. Beragam-Tidaknya Norma-norma yang Berlaku di dalam Kelompok Itu
Makin beragam macam norma-norma yang berlaku dalam suatu kelompok-lebih-lebih apabila antara norma-norma itu tidak ada kesesuaian, atau apabila malahan bertentangan-maka semakin berkuranglah efektivitas kontrol sosial yang berfungsi menegakkannya. Dalil ini pernah dibuktikan di dalam sebuah studi eksperimental yang dilakukan oleh Meyers.
Dihadapkan pada sekian banyak norma-norma yang saling berlainan dan saling berlawanan, maka individu-individu warga masyarakat lalu silit menyimpulkan adanya sesuatu gambaran sistem yang tertib, konsisten, dan konsekuen. Pelanggaran atas norma yang satu (demi kepentingan pribadi) sering kali malahan terpuji sebagai konformitas yang konsekuen pada norma yang lainnya. Maka, dalam keadaan demikian itu, jelas bahwa masyarakat tidak akan mungkin mengharapkan dapat terselenggaranya kontrol sosial secara efektif.
4. Besar-Kecilnya dan Bersifat Anomie-Tidaknya Kelompok Masyarakat yang Bersangkutan
Semakin besar suatu kelompok masyarakat, semakin sukarlah orang saling mengidentifikasi dan saling mengenali sesama warga kelompok. Sehingga, dengan bersembunyi di balik keadaan anomie (keadaan tak bisa saling mengenal), samakin bebaslah individu-individu untuk berbuat “semaunya”, dan kontrol sosialpun akan lumpuh tanpa daya.
Hal demikian itu dapat dibandingkan dengan apa yang terjadi pada masyarakat-masyarakat primitif yang kecil-kecil, di mana segala interaksi sosial lebih bersifat langsung dan face-to-face. Tanpa bisa bersembunyi di balik sesuatu anomie, dan tanpa bisa sedikit pun memanipulasi situasi heterogenitas norma, maka warga masayarakat di dalam masyarakat-masyarakat yang kecil-primitif itu hampir-hampir tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari kontrol sosial. Itulah sebabnya maka kontrol sosial di masyarakat primitif itu selalu terasa amat kuatnya, sampai-sampai suatu kontrol sosial yang informal sifatnya-seperti ejekan dan sindiran-itu pun sudah cukup kuat untuk menekan individu-individu agar tetap memerhatikan apa yang telah terlazim dan diharuskan.
5. Toleran-Tidaknya Sikap Petugas Kontrol Sosial Terhadap Pelanggaran yang Terjadi
Sering kali kontrol sosial tidak dapat terlaksana secara penuh dan konsekuen, bukan kondisi-kondisi objektif yang tidak memungkinkan, melainkan karena sikap toleran (menenggang) agen-agen kontrol sosial terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Mengambil sikap toleran, pelaksana kontrol sosial itu sering membiarkan begitu saja sementara pelanggar norma lepas dari sanksiyang seharusnya dijatuhkan.
Adapun toleransi pelaksana-pelaksana kontrol sosial terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi umumnya tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Ekstrim-tidaknya pelanggaran norma itu;
b. Keadaan situasi sosial pada ketika pelanggaran norma itu terjadi;
c. Status dan reputasi individu yang ternyata melakukan pelanggaran; dan
d. Asasi-tidaknya nilai moral-yang terkandung di dalam norma-yang terlanggar.
Kontrol atau pengendalian sosial mengacu kepada berbagai alat yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk mengembalikan anggota-anggota yang kepala batu ke dalam relnya. Tidak ada masyarakat yang bisa berjalan tanpa adanya kontrol sosial.
Bentuk kontrol sosial atau cara-cara pemaksaan konformitas relatif beragam. Cara pengendalian masyarakat dapat dijalankan dengan cara persuasif atau dengan cara koersif. Cara persuasif terjadi apabila pengendalian sosial ditekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing, sedangkan cara koersif tekanan diletakkan pada kekeraan atau ancaman dengan mempergunakan atau mengandalkan kekuatan fisik. Menurut Soekanto (1981;42) cara mana yang lebih baik senantiasa tergantung pada situasi yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai, maupun jangka waktu yang dikehendaki.
Di dalam masyarakat yang makin kompleks dan modern, usaha penegakan kaidah sosial tidak lagi bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kesadaran warga masyarakat atau pada rasa sungkan warga masyarakat itu sendiri. Usaha penegakan kaidah sosial di dalam masyarakat yang makin modern, tak pelak harus dilakukan dan dibantu oleh kehadiran aparat petugas kontrol sosial.
Di dalam berbagai masyarakat, beberapa aparat petugas kontrol sosial yang lazim dikenal adalah aparat kepolisian, pengadilan, sekolah, lembaga keagamaan, adat, tokoh masyarakat-seperti kiai-pendeta-tokoh yang dituakan, dan sebagainya.