----

Powered by BannerFans.com

rahma

RAHMA ANTIKA 09
zwani.com myspace graphic comments
Twitter Backgrounds

Jumat, 18 Maret 2011

SENI RUPA KRIYA

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan hidayah, rahmat dan inayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai dengan syarat yang diberikan oleh guru pembimbing.
Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang orang telah memiliki kebebasan untuk dapat lebih kreatif agar dapat menyalurkan bakat dan kemampuannya dibidang seni.
Dalam makalah ini terdapat “DESKRIPSI DAN ANALISIS KRIYA” yang telah saya rangkum menjadi sebuah makalah.
Untuk itu, jika ada kesalahan yang terdapat pada makalah ini, dimohonkan kritiknya yang sifatnya membangun agar kedepannya kesalahan itu dapat dihindari.
Demikian makalah yang saya buat.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalam.






Penulis












DAFTAR ISI

1. Sampul depan…………………………………………………………………… i
2. Kata Pengantar………………………………………………………………… ii
3. Daftar isi………………………………………………………………………….. iii
4. Deskripsi dan Analisis Karya Seni Kriya
A. Gantungan Baju Maxi………………………………………… 1
B. Kaligrafi Batik……………………………………………………… 3
C. Tempat Al-Qur’an………………………………………………… 4
D. Daun Mawar…………………………………………………………… 7
E. Miniature perahu pinisi………………………………………… 8
5. Penutup…..……………………………………………………………………………… 10














GANTUNGAN BAJU MAXI








Deskripsi dan Analisis
Karya kriya ini berasal dari pulau jawa. Terlihat jelas dari motif batik yang digunakan. Ini merupakan karya kriya yang berfungsi sebagai penggantung baju, biasanya diletakkan di dinding-dinding rumah (kamar). Terbuat dari kayu pilihan, yang di beri warna coklat bercampur hitam. Terlihat seperti gantungan baju biasa, namun jika dilihat lebih teliti, ada sesuatu yang membedakan gantungan baju ini dengan gantungan baju pada umumnya, yaitu motif dan bentuknya. Pada bagian kepala baju, terdapat bentuk 4 bentuk ikan yang disusun sedemikian rupa agar nampak menarik, kemudian yang menjadi sisik ikan tersebut bukan sisik-sisik ikan pada umumnya, namun dig anti menjadi motif batik. Ini membuktikan bahwa, nilai artistic benda ini lebih dominant dibandingkan dengan nilai funsinya sendiri. Namun pada dasarnya tetap terdapat nilai fungsinya yakni sebagai gantungan baju. Selain nilai fungsi dan artistic, juga terdapat nilai budaya pada karya kriya ini, karena mempertahankan ciri khas bangsa Indonesia yang terkenal sampai mancanegara, yakni Seni Batik. Serta terdapat pula nilai ekonominya, khususnya bagi para pengrajin. Tujuan dibuatnya gantungan ini adalah untuk membantu dan mempermudah orang-orang yang ingin merapilan bajunya agar tidak berserakan.
Nilai Artistik
1. Keseimbangan
Jika dilihat berdasarkan bentuknya, gantungan baju ini beum terlihat seimbang. Karena di bagian atas ukurannya lebih besar dibandingkan bagian bawahnya. Namun jika di lihat dari perpaduan warna, dengan motifnya, karya ini sudah terlihat seimbang.
2. Klimaks
Klimaks karya kriya ini, terdapat pada bentuk hiasan ikan yang terdapat pada bagian atas karya ini. Bentuk ikan tersebut sangat menonjol, sehingga menjadi ketertarikan tersendiri bagi para konsumen. Selain itu, motif ikan yang di gunakan pun berbeda dari motif yang biasanya. Pada kriya ini, menggunakan motif batik sebagai hiasan (sisik) ikan.
3. Proporsi
Di lihat dari bentuknya, karya kriya ini belum bisa di bilang proporsi. Karena pada bagian atas yang menjadi hiasan karya ini berbentuk ikan di mana ikan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan bagian bawahnya (gantungan baju itu sendiri). Selain itu, posisi gantungan bajunya agak condong ke bawah, sehingga terlihat tidak proporsi.
4. Kontras
Selain belum terlihat proporsi, karya kriya ini belum terlihat kontras jika di lihat dari perpaduan warna yang di gunakan, yaitu : Hitam kecoklat-coklatan, merah tua, dan sedikit warna putih. Semua warna yang di gunakan. Hampir sejenis. Sehingga tak terlihat ada perbedaan atau kontras pada warna tersebut.
5. Irama
Karena motif-motif yang digunakan adalah motif batik yang sifatnya saling berulang-ulang.
6. Kesatuan
Gantungan ini memiliki nilai kesatuan. Dimana terlihat saling menyatu antara jeis kayu yang digunakan denga warna lukisan yang diberikan.





















KALIGRAFI BATIK








Deskripsi Dan Analisis
Kaligrafi di atas merupakan kaligrafi berupa batik yang ditulis di atas kayu gemblina. Bahan dasarnya berupa kayu Gemblina. Dikelilingi oleh motif tradisional Indonesia, yaitu Batik. Warna yang digunakan sebagian besar adalah warna coklat, disesuaikan dengan motif batik pada bingkainya. Fungsinya secara umum, sama sepeti kaligrafi-kaligrafi lainnya, yakni hanya sebagai pajangan atau hiasan. Namun kaligrafi ini lebih mengutamakan nilai artistiknya, sehingga bentuknya kebih unik jika di bandingkan kaligrafi-kaligrafi pada umumnya. Terlihat dari motif yang digunakan. Karena motif-motif tersebutlah, kaligrafi ini mengandung nilai budaya. Seperti halnya kaligrafi yang lain, kaligrafi di atas tentu saja mengandung nilai agamanya. Selain itu, juga terdapat nilai ekonomi jika di jual kepada para konsumen.
Nilai Artistiknya
1. Keseimbangan
Keseimbangan pada kaligrafi ini terlihat pada bentuknya. Dibuat di dalam bingkai yang terbuat dari kayu Gemblina bermotifkan batik, kemudian di bagian dalam terdapat kaligrafi atau tulisan Arab berupa ALLAH dan MUHAMMAD yang dibentuk sedemikian rupa untuk menarik perhatian para pembeli. Dilengkapi dengan gambar bunga di 4 sudut bagian dalam.
2. kesatuan
Kesatuan kaligrafi ini terlihat pada perpaduan warna motif dengan bentuk motif. Juga antara bingkai luar dengan bagian dalam kaligrafi itu sendiri.
3. Klimaks
Pusat perhatian kaligrafi ini terdapat pada tulisan Arab ALLAH dan MUHAMMAD di bagian dalam, yang di buat sedemikian rupa layaknya sebuah kaligrafi.
4. Kontras
Kaligrafi di atas belum terlihat kontras, karena warna yang digunakan masih dalam satu kesatuan (hampir serupa), yakni coklat muda dan tua untuk motif, tulisan Arab, serta background atau latar untuk tulisan Arabnya.


TEMPAT AL-QURAN









Deskripsi
Tempat Al Qur’an ini tampil lebih indah dengan motif batik yang indah. Latar hitam memang sangat cocok dan mempertegas warna motif. Motif yang berwana emas memberikan kesan mewah, dan diduetkan dengan warna putih yang sifatnya suci, serta tambahan warna hijau pada motif daun yang fungsinya memperjelas motif tersebut, sungguh merupakan suatu paduan yang serasi dan mampu menjadi daya tarik yang baik.
1. Bentuk Desain
Berdasarkan fungsinya yaitu digunakan sebagai tempat Al-Quran, benda ini mempunyai bentuk yang hampir sama dengan bentuk silang. Kedua papan yang digunakan dibentuk enjadi bentuk silang agar Al-Quran dapat terletak dengan baik di atas benda tersebut. Dan pada umumnya, benda seperti ini dapat dilipat untuk kemudahan pemakaiannya
2. Ukuran
Ukuran benda ini sangatlah sederhana tidak begitu besar dan tidak begitu kecil sehingga terlihat sangat unik dan juga memang agak serasi dan pas untuk menaruh Al-Qur’an yang akan digunakan. Diperkirakan ukurannya hanya 30 cm dari sisi ujung atas sebagai penyangga Al-quran sampai sisi ujung bawah sebagai kakinya dan lebarnya sekitar 20 cm.
3. Asal Daerah
Asal daerah seni kriya ini muncul pertama kali di daerah Soppeng yang dibuat oleh masyarakat sekitarnya sesuai dengan fungsinya untuk di gunakan para anak-anak mereka jika ingin mengaji, yang kemudian dianggap menarik dan di kembangkan di wilayah sekitar daerah Soppeng baik di daerah Makassar hingga banyak muncul di daerah Luwu.
4. Bahan dan Cara Membuat
Bahan yang digunakan untuk membuat tempat al-quran ini tidak sulit di temukan dan tidak memakan banyak biaya, cukup dengan mengambil sebuah papan kecil dari kayu yang keras dan kokoh yang kemudian dibentuk dua buah papan yang sama besar yang kemudian disatukan dbagian tengahnya yang saling dimiringkan sehingga bagian bawah dan atasnya saling terbuka dan berfungsi sebagai kaki atau penyangga bawah dan sebagai tempat diletakkannya al-quran.
5. Pembuat
Pembuat alat ini kurang diketahui jelas siapa orangnya, namun diperkirakan awalnya benda ini dibuat oleh seorang bapak-bapak yang iseng-iseng untuk membantu anaknya menbaca al-quran dengan mudah.

Analisis
1. Fungsi
Sesuai dengan namanya benda ini berfungsi untuk menaruh al-quran secara terbuka jika ingin dibaca, namun dapat juga digunakan untuk menyimpan atau meletakkan aal-quran saja saat tidak digunakan.
2. Tujuan
Tujuan dari benda ini hampir sama dengan fungsinya namun yang jelasnya alat ini bertujuan untuk membantu orang-orang yang ingin membaca ai-quran dengan mudah dan terasa lebih nyaman dan baik bagi pengguna.
3. Nilai
Munculnya alat ini juga memunculkan nilai budaya bagi beberapa masyarakat pedesaan tertentu, dimana saat mengaji bersama bagi anak-anak dibawah remaja yang setiap anaknya menggunakan alat ini bersama. Serta terutama pada nilai religinya yang menonjol karena digunakan untuk menunjukkan agama yang kita anut secara jelas bahwa kita menganut agama islam dengan mendalami kitabnya sebagai pedoman hidup bagi anak-anak sebelum meranjak dewasa. Adapun nilai ekonomi yang dimilikinya yaitu dimana benda ini dapat dimiliki setiap anggota keluarga tanpa harus memikirkan biaya yang mahal untuk menbelinya karena selain alat dan bahannya mudah ditemukan juga sangat mudah untuk mebuatnya jadi cukup dengan modal tenaga, usaha, dan kemauan kita bisa memilikinya. Serta ada nilai artistik yang lebih menonjol pada tempat al-quran ini yaitu diantaranya :
1. Keselarasan
Mempunyai fungsi sebagai tempat baca Al-Quran, benda ini mempunyai bentuk kaki seperti kubangan mesjid. Dan keselarasan juga dapat terlihat dengan perpaduan warna yang menyatu.


2. Proporsi
Benda ini sangatlah proporsi karena memiliki ukuran-ukuran yang sangat ideal antara objek yang satu dengan objek yang lain, yaitu pada bagian kakinya sengaja dibentuk sebuah segitiga yang terbuka sementara bagian atasnya hanya berbentuk papan halus karena akan tertutupi al-quran. Serta corak-corak yang diberikan sengaja dibuat ramai pada bagian tempat al-quran bagian bawah disbanding pada bagian atas karena pada bagian atas tidak akan begitu Nampak saat digunakan.
3. Irama
Sesuai dengan corak-coraknya yang ada kita dapat melihat adanya irama yang berulang-ulang pada corak-coraknya yang saling melengkung-melengkung seolah membentuk batik dan bintang-bintang yang disusun diatasnya saling berdempetan.
4. Kesatuan
Kesatuan dari benda ini terlihat cukup jelas pada bagian corak-corak bawah papan antara yang atas dan kakinya terlihat saling menyatu namun tidak begitu pada papan bagian atasnya yang terlihat tidak begitu ramai hanya dengan beberapa gambar bintang-bintang.
5. Kontras
Kontras pada alat ini dapat kita lihat dari warna corak-coraknya yang terlihat jelas dan terang bersinar dimana merupakan perpaduan antara warna hitam sebagai warna inti ditambah warna keemasan yang mengkilat sangat istimewa dan putih sebagai warna suci dan terakhir warna hijau yang menambah sempurnanya perpaduan warna te5ang benda itu.
6. Klimaks
Motif yang terdapat dalam benda tersebut membuat benda ini mempunyai daya seni yang tinggi dan hal tersebut menyebabkan harganya sedikit mahal. Motifnya yang berbentuk bunga dan hiasan lainnya serta pemberian warna yang tepat sehingga benda ini terlihat unik dan menjadi beda dengan benda sekawannya






DAUN MAWAR





Deskripsi dan Analisis
Karya Kriya di atas merupakan tempat buah yang berbentuk seperti daun Mawar. Bahan dasar yang digunakan terbuat dari bahan baku Kayu Jati. Tentu saja, berasal dari Indonesia. Miniature daun mawar tersebut, memiliki ukuran panjang 33 cm dan lebar 22 cm. warna yang digunakan adalah warna coklat, di mana tetap mempertahankan kesannya seperti daun mawar dan menggambarkan bahan dasar yang digunakan, yakni Kayu Jati. Lebih mengutamakan nilai artistiknya, dibandingkan nilai fungsinya. Terlihat dari bentuknya yang dibuat menyerupai daun mawar. Namun, tetap memiliki nilai fungsi, yakni sebagai tempat meletakkan buah, yang biasa terdapat di meja makan. Memiliki nilai ekonomi, karena dijual dipasaran.
Nilai Artistik
1. Kesatuan
Kesatuan yang terdapat pada tempat buah berbentuk daun mawar di atas, terlihat pada penyatuan bahan dasar, bentuk, serta warna yang digunakan. Bentuknya berupa daun mawar, kemudian menggunakan warna coklat yang menggambarkan bahan dasarnya.
2. Proporsi
Untuk proporsi, sudah terlihat pada bentuknya. Bagian tengah yang diperlebar, digabungkan dengan bagian tepi yang agak menonjol ke atas.
3. Irama
Pengulangan atau Irama, terdapat pada motif berbentuk segi 4 panjang yang digunakan di bagian tengah daun.
4. Keseimbangan
Bentuk dan corak-corak yang diberikan sangat seimbang antara bagian kiri dan bagian kanan.sehingga terlihat salig menyatu.
5. Klimaks
Yang menjadi klimaks pada alat ini adalah lekukan-lekukan pada bagian dasarnya yang membentuk tulang-tulang daun.



MINIATUR PERAHU PHINISI













DESKRIPSI DAN ANALISIS
Miniatur kapal ini terbuat dengan sangat rapi dan detail. Materinya yang alami dengan warna yang alami pula mampu menimbulkan rasa kagum. Bahan yang digunakan pula tidak berbelit-belit yaitu hanya bambu yang disayat tipis dan kain putih yang kokoh sebagai layar. Cara membuat kapal ini sedit menbutuhkan ketelitian dan kesabaran. Kapal ini berasal dari Indonesia pada abad yang lalu mencontoh kapal-kapal para penjajah yang lalu. Layarnya yang variatif dan sengaja ditampilkan dengan irama.
Nilai Artisti
1. Irama
Miniatur kapal ini mempunyai irama yang terdapat pada layar depan, tengah dan belakang. Irama tersebut terlihat sangat proporsi dengan ukuran benda amat unik. Irama pada bagain layar depan terdapat bentuk segitiga yang berulang tiga kali untuk menambah nilai seni dan untuk mmecanti irama yang akan dibuat. Dan di layar pada bagian tengah, layar dibuat bergelombang dengan tujuan untuk menahan arus angin. Layar bagian tengah terdapat di dan masing-masing layar berulang sebanyak 3 kali. Begitupun pada bagian belakang, terdapat irama layar sebanyak tiga kali untuk menentukan arah kapal.
2. Klimaks
Klimaks miniatur kapal ini terlihat pada bagian layar yang mempunyai banyak bentuk dan penghias lainnya seperi tali-tali, tangga, dan bambu membuat kapal ini sangat unik dan sangat mempunyai nilai seni yang tinggi.

3. Keseimbangan
Pembuatan kapal-kapal ini jelas terlihat keseimbangannya yang diatur dengan penempatan layar-layar yang diberikan sehingga terlihat sangat unik.
5. Kontraks
Kontras pada miniatur kapa-kapal ini adalah terlihat dari layarnya yang tegak kokoh berwarna putih cerah dipadukan dengan warna dasar kapal yang membuatnya terlihat unik dan menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar